Jawara Edan Part 1 Episode 1- Iblis Tengah Gatal dan Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa

Jawara Edan

Created : Hidayat Suryalaga



Viral1212 - PRIATNA ADE, lelaki bertubuh semampai (semeter tak sampai) itu berlari kencang dengan sebelah tangan menenteng jerigen besar berisi penuh minyak tanah. Yang dituju tidak lain daripada bangunan rumah besar megah bertingkat laksana hotel bintang lima.

"Wanita biadab...! 3 tahun aku meninggalkanmu tahunya kau telah kawin dengan lelaki lain! Bunting pula! Laknat...!!"

Dibantingnya jerigen minyak tanah itu ke tanah. Tapi tampaknya belum pecah juga. Lantas di injak-injak nya. Ditendangnya berkali-kali. Di ludahinya. Belum hilang kejengkelan Priatna Ade, maka dibelakangilah jerigen minyak tanah itu. Lalu Priatna Ade dodorkan celananya. Dan....

BROTTT....!!

Jerigen itu dikentutinya.

Setelah reda rasa kesal di benak Priatna Ade, diraihlah jerigen itu. Sekali ayunkan kaki, jerigen itu pecah berkeping-keping, memuncratkan minyak tanah ke sekitar rumah megah itu. "Heru Hermanto...! Kau dan wanita sialan itu akan kukirim ke akhirat!"

TASS....!

Priatna Ade segera nyalakan korek api di tangan. Bersiap membakar seisi rumah. Saat itulah dari lereng sebelah kanan terdengar satu bentakan.

"Tunggu!"

Priatna Ade palingkan kepala. Dan terlihatlah sosok lelaki dengan badan dibalut otot, berdiri perkasa mengenakan jubah Superman. Poni rambutnya yang melintang berkibar ditiup angin.

"Pahlawan pembela keadilan, Andri Man... Akan membasmi setiap kejahatan sampai ke akar-akarnya...!" katanya. Seketika itu juga ia melompat. Padahal dirinya tak bisa terbang.

BLUGGG...!!

Andri Man nyuksruk menghantam tanah. Wajahnya babak belur. Sialnya lagi, sewaktu tersungkur wajahnya lebih dulu menghantam kotoran kerbau.

"Uaakkkhhhh...!" Andri man hanya menggeliat sesaat. Mulutnya seperti keluarkan suara tercekik. Entah karena menahan sakit luar biasa atau entah karena tak kuasa menahan bau kotoran kerbau, Andri Man pun pingsan seketika.

"Mampus, Gareng!" Priatna Ade menyengir sesaat. Dan....

DUAAGGHHHKKKK...!!

Sekali layangkan kaki ke wajah Andri Man, lelaki malang itu seketika mencelat dan amblas menembus pagar dan angsok ke dalam bangunan megah bersamaan dengan lepasnya jendela rumah. Terdengar kembali suara terpekik. Kali ini pekikan justru keluar dari mulut Priatna Ade.

"Kampret!! Sandalku nyangkut di mulut begundal itu!" teriaknya. Padahal ia ingat betul kalau sandalnya belum lunas.

Sementara itu, ditengah-tengah kobaran api yang menyala-nyala, di lantai tertinggi rumah megah, sosok tinggi besar berjubah hitam berdiri tegak busungkan dada. Kedua mata menyorot ke arah tengah halaman. Di mana pada itu Priatna Ade tampak begitu jingkel dengan sebelah kakinya yang tanpa sandal itu beberapa kali dibanting-bantingkan ke tanah.

Lelaki setengah baya bertubuh tinggi kekar berkumis melintang laksana bulu babi itu bukan lain Heru Hermanto! Di samping Heru Hermanto berdiri pula sesosok wanita muda bertubuh langsing menggairahkan. Pakaiannya nampak begitu sexi hingga menyebulkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menawan. Rambutnya yang panjang lurus itu dibiarkan tergerai lepas. Hingga menambah pesona indah pada wanita berparas sangat cantik ini. Yah, dialah Melodie, sang Dewi Rembulan, istri Heru Hermanto yang juga sosok wanita yang selama ini jadi rebutan antara dirinya dan Priatna Ade.

"Iblis Tengah Gatal dan Pendekar Wajah Duka Sejuta Nestapa! Kemarilah ..!" kata Heru Hermanto.

Seiring seruan itu maka keluarlah dari balik pintu dua sosok manusia. Yang satu merupakan sosok lelaki setengah tua berpakaian kecoklatan. Di tiap-tiap bajunya di hiasi rumbai-rumbai aneh. Tapi yang lebih aneh lagi, justru kedua tangannya yang terus mengaruk-garuk bagian tubuhnya tanpa henti. Laki-laki ini berjuluk Iblis Tengah Gatal.

Sementara orang satu lagi adalah nenek-nenek berbadan cengkring dengan rambut putihnya yang menjulai panjang. Di lihat dari mana saja, nenek tua ini nampak begitu ringkih. Namun siapa sangka jika nenek tua cengkring yang selalu terisak-isak menangis ini justru menjadi salah satu orang kepercayaan Heru Hermanto, bangsawan kaya raya sekaligus tuannya itu.

Memang untuk saudagar sekelas Heru Hermanto, tentunya tidak pernah salah memilih-milih ajudan. Konon semua itu dipilihnya berkat berbagai penilaian-penilaian maupun sepak terjang dari kedua sosok tersebut yang telah kenyang makan asam garam bahkan pahit getirnya rimba persilatan. Bahkan jika kita menengok akan waktu 20 tahun yang silam, nama Iblis Tengah Gatal dan Pendekar Wajah Duka Seribu Nestapa ini sangat santar diperbincangkan. Bukan karena segala keanehannya. Melainkan tentang keberanian dua pendekar sakti ini, yang dengan gagah berani menghadapi gempuran 500 orang  prajurit Tar-Tar,  yang konon mulai memasuki pulau Jawa di bawah pimpinan Jendral besar Tay Lie At. Dan apakah mereka menang? Tentu saja KALAH!

"Saya Brama Sakti dan teman saya Nilam Suri, siap jalankan perintah!" Iblis Tengah Gatal menyebut nama asli mereka sambil sama-sama menjura.

Heru Hermanto putar kumis tebalnya. Yang kalau diperhatikan dengan seksama justru bukanlah sebuah kumis. Melainkan sejenis bulu hidung yang justru rumbuh memanjang di sela-sela kumisnya dan digabung menjadi satu dengan kumis aslinya. Karena sebenarnya sejak lahir Heru Hermanto tidak pernah memiliki kumis lebat. Yang tumbuh hanyalah kumis tipis yang tebalnya di ujung saja, layaknya patil lele.

"Kalian lihat, monyet satu itu?!" kata Heru Hermanto tanpa sedikitpun berpaling, sementara pandangan mata masih tertuju ke arah Priatna Ade. Yang kala itu masih banting-banting kaki menahan rasa jengkelnya.

Mendengar pertanyaan Heru Hermanto, Brama Sakti, si Iblis Tengah Gatal menjadi saling pandang dengan sahabatnya Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa. Setelah garuk-garuk tubuhnya dia pun menjawab. "Maaf, sebelumnyaketua... Kalau yang dikatakan oleh ketua adalah monyet, jujur saya tidak melihatnya.... Tapi kalau sosok yang sedang angkring-angkringan di halaman itu, saya melihatnya jelas. Tapi maaf ketua... Dia bukan monyet, seperti yang ketua katakan. Tapi Beruk!"

"Hahaha...." Heru Hermanto tertawa keras. "Mau monyet atau beruk sama saja! Bereskan sekarang juga! Sisakan kepalanya untukku. Untuk santapan anjing!"

"Baik, Ketua...!" jawab Iblis Tengah Gatal dan Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa hampir bersamaan. Lantas ketuanya melesat cepat sekali. Melompat dari lantai gedung dan tahu-tahu sudah berdiri berhadapan-hadapan dengan Priatna Ade!

"Siapa kalian...?!"

Tanya Priatna Ade setengah membentak dua orang yang baru muncul itu. Matanya mendelik galak. Seakan-akan hendak berloncatan  keluar dari balik rongga matanya. Bukan saja karena merasa telah terganggu, melainkan karena kemunculan kedua orang tersebut telah pula membuat dirinya kehilangan moment.

"Hikhikhik!" Mendengar pertanyaan Priatna Ade, Iblis Tengah Gatal malah dengan sengaja umbar suara tawa terkekeh-kekeh. Diiringi dengan tubuh bergelinjangan mencak-mencak, kedua tangannya pun malah ikutan-ikutan pula kelabakan, sambil terus menerus mengaruk-garuk tubuhnya di sana sini, seolah seluruh tubuhnya itu telah digerayangi ulat bulu.

Sementara di sebelahnya, Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa pun seolah tak mau ketinggalan heboh, setelah mendengar Iblis Tengah Gatal terkekeh-kekeh, mendadak saja Hantu Wajah Duka menimpali dengan isakan-isakan keras sejadi-jadinya. Parahnya lagi di tengah-tengah suara tangisnya yang mendadak melengking menjerit-jerit, si nenek ini pun terus saja menyelosohkan tubuhnya ke atas tanah tempatnya ia berpijak. Sepasang kakinya bahkan sampai menjejak-jejak bahkan sesekali disentak-sentak seperti halnya anak kecil.

"Uedan!" Priatna Ade menjadi kian murka melihat pemandangan yang demikian. Segera dia kebutkan kakinya yang sebelah lagi yang masih menyisakan sandal jepit.

WUTTHHHH...!

Sandal jepit di kaki Priatna Ade melesat dahsyat membelah angin! Dan dengan telak mendarat di kening Hantu Tengah Gatal hingga membuatnya menjerit kaget, bahkan kepalanya sendiri sampai terlenggak ke belakang.

"Uakh....!!"

Iblis Tengah Gatal menjerit kaget, dan segera imbangi tubuh yang hampir terjembab. Di sebelahnya Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa semakin meraung-raung menyaksikan hal yang menimpa sahabatnya.

Di hadapannya, Priatna Ade yang baru saja hantamkan sandal jepit di kaki tak urung kernyitkan kening, karena mendadak saja saat itu ia juga nerasakan adanya suatu getaran-getaran aneh yang mendadak saja muncul dari arahnya sebelah depan. Semakin lama getaran itu pun semakin keras. Iblis tengah gatal sendiri semakin meraung-raung tidak karuan. Dan semakin keras raungan Hantu Wajah Duka, maka semakin pula kencang getaran yang melanda. Dan seketika pula Hantu Wajah Duka menjerit.

WUTTTTSSSSS!!! BRAKKK....!!!

Seketika angin laksana badai menderu dahsyat! Priatna Ade yang memang tidak menyangka seketika terpental. Tubuhnya terjengkang keras ke belakang menghantam pepohonan.

"Laknat! Uaakkkhhhh....!"

Priatna Ade marah sekali. Namun tak lama berselang, dirinya kembali menjerit. Ketika sebuah kayu besar yang juga melayang terbawa angin kencang itu menderu cepat ke arahnya dan membanting ulu hatinya hingga membuat Priatna Ade selain menjerit kencang juga membuatnya mendelikan sepasang mata karena menahan ingin muntah saking kerasnya hantaman daripada kayu besar yang menghantamnya tersebut.

"Oeeekkkkhhhh....!" Priatna Ade sampai terbatuk-batuk. Selain ingin muntah, pandangannya pun sesaat berkunang-kunang. Perlahan ia angkat kepalanya. Namun kejutnya bukan Alang kepalang sewaktu tahu-tahu di hadapannya sudah berdiri Iblis Tengah Gatal dengan mulut menyengir. Belum sempat Priatna Ade berkata. Tendangan kaki kanan Iblis Tengah Gatal telah melayang menuju wajahnya.

DUAAGGHHHKKKKKk....!!

"Uuhhhh....!!"

Priatna Ade mencelat. Dalam keadaan masih melayang, Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa yang sebelumnya masih selonjoran di tanah mendadak seketika lenyap. Dan seketika telah berdiri di belakang Priatna Ade. Karena tubuhnya sendiri masih dalam keadaan terpental, Priatna Ade hanya bisa menyaksikan begitu saja, ketika aduan kepalan Hantu Wajah Duka melesat melabrak dadanya!

BUUKKK....!!

Priatna Ade sudah tak mampu lagi keluarkan jeritan. Tubuhnya yang tadi melayang seketika amblas di tanah sedalam 5 inci. Terkena hantaman telak dari kepalan kedua tangan Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa!
******
Selanjutnya,
Jawara Edan part 2
Si Botak dari Tionggoan
Jawara Edan Part 1 Episode 1- Iblis Tengah Gatal dan Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa Jawara Edan Part 1 Episode 1- Iblis Tengah Gatal dan Hantu Wajah Duka Seribu Nestapa Reviewed by Admin on February 15, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.